Minggu, 17 Agustus 2014

Situs Poker Online - Manchester City Mengandalkan Kedalaman Skuat

Getty Images/Justin K. AllerMentaripoker.com Sejak era Premier League, hanya ada dua tim yang sanggup mempertahankan gelar juara, Manchester United dan Chelsea. Mampukah sang juara musim lalu, Manchester City, memecahkan dominasi dua klub itu?

Dibandingkan dengan pesaing lain, Manchester City terlihat lebih kalem selama pramusim kali ini. Hukuman pembatasan dana transfer akibat pelanggaran Financial Fair Play membuat pihak klub tak punya banyak pilihan. Dana maksimal 60 juta euro yang boleh dikeluarkan tak cukup untuk membeli pemain bintang.


Beruntung The Citizens mendapat dua pemain berkualitas dengan cuma-cuma yaitu Bacary Sagna, yang habis kontrak dari Arsenal, dan Frank Lampard, yang bergabung dengan status sebagai pemain pinjaman dari New York City. Untuk kedatangan sementara Lampard, Manajer Arsenal Arsene Wenger mengkritik langkah itu sebagai akal-akalan menghadapi hukuman Financial Fair Play. Maklum, kepemilikan New York City memang ada di tangan Man City bersama klub baseball, New York Yankees.


Guna menghadapi hukuman Financial Fair Play, jadi penting bagi City untuk tidak kehilangan pemain. Dan itu mereka lakukan dengan baik. Tak ada pemain kunci musim lalu yang hengkang. Lini depan dan gelandang mereka relatif aman dan stabil. Mencetak 102 gol musim lalu menjadi bukti bagaimana tak ada masalah pada barisan penyerang tim ini.


Kini fokus pembenahan hanya tinggal di lini belakang saja. Kalah tiga gol tanpa balas dari Arsenal pada ajang Community Shield menjadi bukti rapuhnya pertahanan Citizens. Pada lima pertandingan terakhir selama pra musim, City sudah kebobolan tujuh gol. Meski sebenarnya hal ini tak dapat dijadikan patokan mengingat beberapa pemain belum dapat dimainkan dan sebagian lain tidak dalam kondisi puncak pasca liburan seusai Piala Dunia.


Penyesuaian Pemain Baru


Kehadiran pemain-pemain baru tentu membuat sang arsitek, Manuel Pellegrini, harus melakukan beberapa penyesuaian. Tetapi mengingat tak banyak pemain utama yang hengkang musim ini, gambaran tim utama tak akan terlalu jauh dari musim sebelumnya.

Bergabungnya Lampard dan Fernando sepertinya akan sulit untuk menggeser duet mesin utama musim lalu, yakni Yaya Toure dan Fernandinho. Karakter dua pemain lama dan baru tersebut juga cenderung identik.


Pada skema 4-4-2 maupun 4-2-3-1 yang dipakai Pellegrini, Toure dan Fernandinho adalah mesin utama yang berperan sebagai poros ganda. Keduanya memiliki peran berbeda yang saling mengisi, Toure bertugas lebih banyak untuk melakukan serangan. Dan musim lalu peran itu dimainkan nyaris sempurna olehnya dengan bukti pemain Pantai Gading ini menjadi top skor di tim. Ini Peran yang hampir sama dengan yang dijalankan Lampard di Chelsea sebelumnya, urusan kemampuan mencetak gol juga tak jauh berbeda. Prestasinya sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa The Blues dengan 211 gol menjadi bukti.


Sedangkan Fernando yang didatangkan dari Porto musim punya karakter yang sama selain namanya yang juga mirip dengan Fernandinho. Bahkan saat diturunkan melawan Arsenal, pemain yang berganti warga negara dari Brasil ke Portugal tersebut langsung diplot berduet bersama Yaya Toure yang sebelumnya merupakan peran Fernandinho.


Sebagai kunci utama permainan City, duet poros ganda di atas memang harus mendapat perhatian lebih. Lampard dan Fernando harus bisa menyatu dengan skema yang telah dibentuk Pellegrini. Rotasi menjadi penting karena musim ini harus bermain dalam empat kompetisi, mustahil rasanya mendapatkan hasil maksimal jika tak melakukan rotasi.

Begitu juga dengan sektor pertahanan yang banyak diisi muka baru. Kedatangan Willy Caballero membawa aroma kompetisi yang baik untuk Joe Hart di bawah mistar selepas kepergian Pantilimon. Seperti yang diketahui, musim lalu performa Hart masih belum stabil, beberapa kali dia harus duduk di bangku cadangan.

Sedangkan rekrutan teranyar Eliaquim Mangala sepertinya akan mendapat tempat utama untuk bersanding dengan sang kapten, Vincent Kompany, di jantung pertahanan. Tentu dengan syarat dapat bermain padu sebagai palang pintu pertahanan. Keduanya akan bersaing dengan Martin Demichelis yang kerap meninggalkan posnya musim lalu dan sering dianggap sebagai biang keladi keroposnya lini pertahanan The Citizens.


Sebenarnya masih ada nama Matija Nastasic untuk mengisi posisi bek tengah. Tetapi pemain berusia 21 tahun ini harus bekerja ekstra agar mendapat tempat utama. Musim lalu ia harus berebut tempat dengan Demichelis untuk menjadi starter. Apalagi kini dengan kehadiran Mangala yang tampil bersinar bersama Porto musim lalu.


Untuk sektor penyerangan tak ada nama keluar maupun masuk membuat lini ini dipercaya masih akan stabil musim ini. Permainan cepat dan cair gaya khas Pellegrini, dengan pertukaran posisi dengan cepat dan tak terduga, akan tetap menjadi andalan mereka.


Kedalaman Skuat yang Mumpuni


Untuk menggambarkan bagaimana kedalaman skuat yang dimiliki oleh Manchester City, silahkan perhatikan gambar susunan pemain berikut:


Gambar di atas menjadi ilustrasi tim A dan tim B Man City jika kita membaginya berdasarkan pilihan utama dan cadangan yang kemungkinan digunakan Pellegrini. Nyaris tak ada bedanya, bukan?

Strategi transfer dan pemilihan pemain yang tepat menjadi kunci Manchester City mempunyai kedalaman skuat yang mumpuni. Kerja keras Txiki Begiristain selaku direktur olahraga yang mampu mendatangkan pemain pesanan Pellegrini musim lalu patut diacungi jempol.


Pembelian Jesus Navas, Fernandinho, Alvaro Negredo, Demichelis, dan Stevan Jovetic memang membuat mereka terkena sanksi karena membuat klub rugi besar secara finansial. Tetapi nama-nama tersebut langsung terpakai dan tak ada yang terbuang. Kedatangannya juga seketika mengangkat performa tim sehingga mampu merebut kembali gelar juara Liga Primer.


Prediksi Musim 2014/2015


Melihat kedalaman kedalaman skuat dan peta persaingan liga Inggris musim ini, tak sulit rasanya jika ingin mempertahankan gelar juara. Minimal dapat bersaing ketat dengan sang juara jika hasil terburuk juga harus dipilih.

City mempunyai sumber daya untuk tetap bermain stabil dan "menyapu bersih" tim papan tengah dan bawah. PR yang tersisa adalah bagaimana harus mengalahkan kandidat juara lainnya seperti Chelsea, Arsenal, Liverpool, bahkan Manchester United.

Chelsea dan Liverpool mendatangkan banyak pemain baru dari hasil penjualan pemain mereka. Selain memanggil kembali Thibaut Courtois dan Didier Drogba, The Blues juga berhasil merekrut Cesc Fabregas serta Diego Costa. Sedangkan the Reds memboyong para penggawa Southampton musim lalu dari hasil penjualan Luis Suarez.


Sementara Arsenal dan Manchester United punya semangat berlipat, meski terhitung tak banyak melakukan pembelian. Setelah mengakhiri puasa gelar sembilan musim dengan merebut Piala FA musim lalu, Wenger harus meningkatkan targetnya untuk tidak hanya finis di posisi empat besar.


Lalu bagaimana dengan United? Setan Merah masih harus beradaptasi dengan skema dari pelatih baru mereka Louis van Gaal.


Jika ingin mempertahankan gelar, Pellegrini harus menyiapkan taktik tersendiri ketika menghadapi tim-tim besar. Tak hanya sekadar performa yang stabil tetapi rencana khusus yang memang dipersiapkan.


Musim lalu dengan gaya menyerang dengan total melesakkan 102 gol dan hanya beda tipis dari Liverpool yang mengemas 101 gol. Catatan yang menarik adalah mereka hanya kebobolan 37 kali atau surplus 65 gol. Man City hanya kalah dari Chelsea yang kebobolan 27 kali, tetapi The Blues sendiri hanya mengemas 71 gol musim lalu.


Kini dengan penambalan di sektor belakang, kandidat juara sepertinya masih akan dipegang oleh Manchester City.


Pellegrini juga perlu mengatur rotasi pemain dengan baik. Ini soal skala prioritas juga. Bagaimana melalui Liga Primer bersamaan dengan Piala Liga, Piala FA dan tentu saja Liga Champions. Seperti yang sudah ditunjukkan di atas, City punya skuad yang dalam untuk bisa melakukan rotasi tanpa terlalu menurunkan kualitas tim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar