MentariPoker.com - Hidup Manchester United sepeninggal Sir Alex Ferguson bagai roda yang berjungkir balik. Mulai dari ditangani tiga manajer sampai transfer-transfer "wah" dan dadakan semuanya ada.
Marcos Rojo |
Ferguson jelas tidak meninggalkan skuat yang benar-benar hebat ketika dia pensiun di akhir musim 2012/2013. Keberhasilan membeli Robin van Persie pada musim itu, plus gagalnya sejumlah rival memperkuat skuat mereka, disinyalir jadi faktor-faktor penting suksesnya United.
Masalah United tidak hanya terletak pada menurunnya kualitas skuat, tetapi juga mulai usangnya taktik. Kedatangan David Moyes sebagai pengganti Ferguson awalnya diharapkan bisa memperbaiki kedua hal tersebut.
Hal lain yang juga butuh diperbaiki Moyes adalah membeli seorang gelandang tengah jempolan untuk menambal lini tengah United. Setelah mengincar Cesc Fabregas dan Thiago Alcantara, yang didapat Moyes adalah Marouane Fellaini. Itu pun didapat pada detik-detik akhir bursa transfer dengan harga yang cukup mahal: 27,5 juta poundsterling.
Mahalnya harga Fellaini menunjukkan United tidak hanya canggung dalam bursa transfer, tetapi juga buruk dalam menangani manajemen tim. Perginya dua sosok penting, Ferguson sebagai manajer dan David Gill sebagai petinggi klub, diperkirakan melatari hal ini.
Masalah United tidak hanya terletak pada menurunnya kualitas skuat, tetapi juga mulai usangnya taktik. Kedatangan David Moyes sebagai pengganti Ferguson awalnya diharapkan bisa memperbaiki kedua hal tersebut.
Hal lain yang juga butuh diperbaiki Moyes adalah membeli seorang gelandang tengah jempolan untuk menambal lini tengah United. Setelah mengincar Cesc Fabregas dan Thiago Alcantara, yang didapat Moyes adalah Marouane Fellaini. Itu pun didapat pada detik-detik akhir bursa transfer dengan harga yang cukup mahal: 27,5 juta poundsterling.
Mahalnya harga Fellaini menunjukkan United tidak hanya canggung dalam bursa transfer, tetapi juga buruk dalam menangani manajemen tim. Perginya dua sosok penting, Ferguson sebagai manajer dan David Gill sebagai petinggi klub, diperkirakan melatari hal ini.
Moyes kemudian terbukti gagal dan Fellaini tidak cukup memuaskan di musim perdananya. Pada pertengahan musim, mereka mendatangkan Juan Mata dengan harga 37 juta pounds. Sejauh ini Mata dinilai cukup baik, meski sempat menghadirkan masalah lantaran United jadi surplus "pemain nomor 10". Sebelum Mata, United sudah memiliki Wayne Rooney dan Shinji Kagawa yang bisa bermain dalam role tersebut.
Louis van Gaal, yang datang setelah Moyes didepak dan Ryan Giggs maju sebagai caretaker, menilai bahwa skuat United amat tidak imbang. Dia pun diserahi tugas yang tak bisa dibilang mudah. Selain mengembalikan United ke jalur kemenangan, Van Gaal juga dituntut untuk membenahi skuat.
Beberapa eks pemain United, seperti Gary Neville dan Paul Scholes, menilai bahwa United butuh beberapa pemain kelas wahid untuk memperkuat tim. Namun, pemain yang dibutuhkan haruslah sosok yang tepat dan tidak sekadar mahal.
Neville sempat menyebut bahwa beberapa pemain yang dibeli United tidak sesuai dengan filosofi tim dan akhirnya hanya terkesan menghambur-hamburkan uang.
Mau tahu berapa uang yang sudah dikeluarkan United sejak membeli Wilfried Zaha sampai terakhir membeli Marcos Rojo? 151,5 juta poundsterling (!). Rinciannya, United mengeluarkan 15 juta pounds untuk membeli Zaha, 27,5 juta pounds untuk membeli Fellaini, 37 juta pounds untuk Mata, 29 juta pounds untuk Ander Herrera, 27 juta pounds untuk Luke Shaw, dan 16 juta pounds untuk Rojo.
Ingat pula, di luar transfer-transfer di atas masih ada beberapa transfer "minor" seperti pembelian Guillermo Varela, Saidy Janko, dan Vanja Milinkovic.
Van Gaal menilai, Herrera sebagai gelandang dan Shaw sebagai seorang bek kiri adalah sosok yang dibutuhkan United. Demikian pula halnya dengan Rojo --yang sama seperti Shaw juga bisa dimainkan sebagai bek kiri.
Dengan demikian, hanya untuk membenahi sektor pertahanan sebelah kiri saja United sudah mengeluarkan 43 juta pounds --nyaris 50 juta pounds. Lalu, sepadankah pengeluaran United sejauh ini? Mari kita simak.
1. Wilfried Zaha
Zaha adalah pemain terakhir yang dibeli Sir Alex sebelum memutuskan untuk pensiun. Performanya bersama Crystal Palace, terutama ketika merepotkan United dalam sebuah laga Piala Liga Inggris, telah membuat Sir Alex tertarik untuk menggaetnya.
Dikeluarkanlah dana sebesar 15 juta pounds untuk meminangnya dari Palace. Hasilnya? Zaha kesulitan untuk mendapatkan tempat di skuat milik David Moyes. Hal ini kemudian mengundang pertanyaan, mengapa Moyes tak kunjung memberi kepercayaan pada pemain yang begitu diyakini Sir Alex bakal bersinar.
Moyes kemudian memberikan jawabannya: "Percayalah pada saya, saya melihat dan memantaunya di setiap sesi latihan." Jawaban tersebut menyiratkan bahwa Moyes benar-benar menimbang apakah Zaha layak main di tim utama atau tidak, meski pada kenyataannya dia tampil cukup bagus pada laga pramusim 2013 silam.
Zaha kemudian bermain 2 kali di Premier League dengan kostum United dan akhirnya dipinjamkan ke Cardiff City pada pertengahan musim 2013/2014. Bersama Cardiff, dia tampil sebanyak 10 kali dan menyumbang 1 assist.
Perginya Moyes dan datangnya Louis van Gaal ternyata tidak banyak mengubah nasib Zaha. Van Gaal mengaku kesulitan menemukan tempat untuk Zaha pada formasi 3-5-2 miliknya. Zaha dinilainya tidak cocok bermain sebagai wingback dalam formasi tersebut.
"Satu-satunya cara dia bisa bermain dalam formasi ini adalah sebagai striker," ujar Van Gaal.
Untuk alasan yang sama jugalah Van Gaal memainkan Nani sebagai striker di laga pramusim. Bagaimana nasib Nani kemudian? Dia dijadikan alat barter untuk Marcos Rojo dan dipinjamkan selama semusim ke Sporting Lisbon.
Zaha adalah pemain terakhir yang dibeli Sir Alex sebelum memutuskan untuk pensiun. Performanya bersama Crystal Palace, terutama ketika merepotkan United dalam sebuah laga Piala Liga Inggris, telah membuat Sir Alex tertarik untuk menggaetnya.
Dikeluarkanlah dana sebesar 15 juta pounds untuk meminangnya dari Palace. Hasilnya? Zaha kesulitan untuk mendapatkan tempat di skuat milik David Moyes. Hal ini kemudian mengundang pertanyaan, mengapa Moyes tak kunjung memberi kepercayaan pada pemain yang begitu diyakini Sir Alex bakal bersinar.
Moyes kemudian memberikan jawabannya: "Percayalah pada saya, saya melihat dan memantaunya di setiap sesi latihan." Jawaban tersebut menyiratkan bahwa Moyes benar-benar menimbang apakah Zaha layak main di tim utama atau tidak, meski pada kenyataannya dia tampil cukup bagus pada laga pramusim 2013 silam.
Zaha kemudian bermain 2 kali di Premier League dengan kostum United dan akhirnya dipinjamkan ke Cardiff City pada pertengahan musim 2013/2014. Bersama Cardiff, dia tampil sebanyak 10 kali dan menyumbang 1 assist.
Perginya Moyes dan datangnya Louis van Gaal ternyata tidak banyak mengubah nasib Zaha. Van Gaal mengaku kesulitan menemukan tempat untuk Zaha pada formasi 3-5-2 miliknya. Zaha dinilainya tidak cocok bermain sebagai wingback dalam formasi tersebut.
"Satu-satunya cara dia bisa bermain dalam formasi ini adalah sebagai striker," ujar Van Gaal.
Untuk alasan yang sama jugalah Van Gaal memainkan Nani sebagai striker di laga pramusim. Bagaimana nasib Nani kemudian? Dia dijadikan alat barter untuk Marcos Rojo dan dipinjamkan selama semusim ke Sporting Lisbon.
2. Marouane Fellaini
Berambut kribo dan berbadan tinggi, Fellaini awalnya diharapkan menjadi powerhouse di lini tengah United. Dengan kekuatan fisiknya, gelandang asal Belgia ini diharapkan bisa memberikan sedikit tenaga di lini tengah United yang loyo.
Hasilnya? Fellaini kesulitan untuk nyetel dengan pola permainan United. Dimainkan sebagai gelandang bertahan, dia terlalu lamban dan kerap terlambat menutup ruang. Dimainkan sebagai pemain di belakang penyerang untuk menerima bola-bola lambung, dia malah kerap gagal menyundul satu bola pun.
Meski tampil 21 kali untuk United di seluruh kompetisi sepanjang musim kemarin, Fellaini diperkirakan masuk kategori flop. Hanya ada beberapa laga di antaranya dia tampil bagus, sementara sisanya dinilai tidak banyak memberi perubahan.
Setelah tampil oke bersama Belgia di Piala Dunia 2014, Fellaini malah diperkirakan bakal didepak oleh Louis van Gaal. Beredar pula kabar bahwa Napoli berminat untuk meminjamnya selama satu musim.
Setelah mencetak satu gol pada laga pramusim melawan Valencia, Fellaini tampak akan memperjuangkan tempatnya di dalam skuat utama. Dia kemudian bermain lagi pada laga melawan Swansea City, di mana United kalah 1-2.
Ketika sinar tampak mulai terang untuknya, cedera justru datang menghampiri. Dengan demikian, nasibnya untuk memperjuangkan tempat atau dipinjam oleh Napoli malah berada dalam posisi diragukan.
Berambut kribo dan berbadan tinggi, Fellaini awalnya diharapkan menjadi powerhouse di lini tengah United. Dengan kekuatan fisiknya, gelandang asal Belgia ini diharapkan bisa memberikan sedikit tenaga di lini tengah United yang loyo.
Hasilnya? Fellaini kesulitan untuk nyetel dengan pola permainan United. Dimainkan sebagai gelandang bertahan, dia terlalu lamban dan kerap terlambat menutup ruang. Dimainkan sebagai pemain di belakang penyerang untuk menerima bola-bola lambung, dia malah kerap gagal menyundul satu bola pun.
Meski tampil 21 kali untuk United di seluruh kompetisi sepanjang musim kemarin, Fellaini diperkirakan masuk kategori flop. Hanya ada beberapa laga di antaranya dia tampil bagus, sementara sisanya dinilai tidak banyak memberi perubahan.
Setelah tampil oke bersama Belgia di Piala Dunia 2014, Fellaini malah diperkirakan bakal didepak oleh Louis van Gaal. Beredar pula kabar bahwa Napoli berminat untuk meminjamnya selama satu musim.
Setelah mencetak satu gol pada laga pramusim melawan Valencia, Fellaini tampak akan memperjuangkan tempatnya di dalam skuat utama. Dia kemudian bermain lagi pada laga melawan Swansea City, di mana United kalah 1-2.
Ketika sinar tampak mulai terang untuknya, cedera justru datang menghampiri. Dengan demikian, nasibnya untuk memperjuangkan tempat atau dipinjam oleh Napoli malah berada dalam posisi diragukan.
3. Juan Mata
Dibeli dengan cukup mahal dan didatangkan pada tengah musim kemarin, Mata awalnya tampak seperti pembelian panik dari United. Kedatangannya sempat dinilai tidak diperlukan lantaran United sudah punya Wayne Rooney atau Shinji Kagawa yang bisa bermain dalam posisi "nomor 10".
Mata juga sempat dimainkan dalam posisi yang salah oleh David Moyes: di sisi sayap kanan. Ketika dimainkan di belakang penyerang, posisinya juga sempat berbenturan dengan Rooney.
Tapi, Mata menunjukkan bahwa dia adalah pembelian menjanjikan. Tampil sebanyak 15 kali pada setengah musim 2013/2014 untuk United, Mata menyumbang 6 gol dan 4 assist.
Datangnya Louis van Gaal juga menguntungkan dirinya. Oleh Van Gaal, Mata dikembalikan ke posisi terbaiknya, yakni sebagai "nomor 10" di belakang penyerang. Ini membuat Kagawa, kata Van Gaal, bakal dicoba bermain di posisi baru. "Di Dortmund dia bermain sebagai nomor 10, tapi saya akan mencobanya bermain di posisi nomor 6 atau sebagai nomor 8," ucap Van Gaal mengenai Kagawa.
Masalah bentrokan posisi itu pun selesai. Masalah terbaru adalah bagaimana mengalirkan bola dengan lancar kepada Mata sebagai "nomor 10", yang mana hal ini tidak terlihat ketika United dikalahkan Swansea City 1-2 pada akhir pekan lalu.
Dibeli dengan cukup mahal dan didatangkan pada tengah musim kemarin, Mata awalnya tampak seperti pembelian panik dari United. Kedatangannya sempat dinilai tidak diperlukan lantaran United sudah punya Wayne Rooney atau Shinji Kagawa yang bisa bermain dalam posisi "nomor 10".
Mata juga sempat dimainkan dalam posisi yang salah oleh David Moyes: di sisi sayap kanan. Ketika dimainkan di belakang penyerang, posisinya juga sempat berbenturan dengan Rooney.
Tapi, Mata menunjukkan bahwa dia adalah pembelian menjanjikan. Tampil sebanyak 15 kali pada setengah musim 2013/2014 untuk United, Mata menyumbang 6 gol dan 4 assist.
Datangnya Louis van Gaal juga menguntungkan dirinya. Oleh Van Gaal, Mata dikembalikan ke posisi terbaiknya, yakni sebagai "nomor 10" di belakang penyerang. Ini membuat Kagawa, kata Van Gaal, bakal dicoba bermain di posisi baru. "Di Dortmund dia bermain sebagai nomor 10, tapi saya akan mencobanya bermain di posisi nomor 6 atau sebagai nomor 8," ucap Van Gaal mengenai Kagawa.
Masalah bentrokan posisi itu pun selesai. Masalah terbaru adalah bagaimana mengalirkan bola dengan lancar kepada Mata sebagai "nomor 10", yang mana hal ini tidak terlihat ketika United dikalahkan Swansea City 1-2 pada akhir pekan lalu.
4. Ander Herrera
Oleh media Spanyol, Herrera disebut sebagai pemain dengan skill brilian dan punya intelejensia bagus. Dengan kedua syarat itu saja, dia sudah dinilai sebagai tipikal pemain yang disukai Louis van Gaal.
Tidak hanya jago dalam memberikan passing, Herrera juga menunjukkan dirinya bisa melakukan tekel dan bertarung untuk memperebutkan bola. Ini diperlihatkannya ketika menghadapi Liverpool di laga pramusim.
Pada laga tersebut, Herrera memberikan satu operan kunci yang dilanjutkan Javier Hernandez untuk jadi assist atas gol Wayne Rooney. Sebelum memberikan operan kunci itu, Herrera terlebih dulu berjibaku memperjuangkan bola sampai terjatuh.
Hanya saja, Herrera bukanlah seorang holding midfielder murni. Dia bisa mendominasi lini tengah, tetapi butuh partner gelandang yang bisa melapis pertahanan dengan baik.
Pada laga melawan Swansea City, tugas untuk melapis pertahanan itu tidak dilakoni Darren Flecther dengan baik. Wakil kapten United asal Skotlandia itu kerap terlambat turun dan menutup ruang. Imbasnya, Swansea punya banyak ruang di area depan pertahanan United dan sukses mencuri dua gol.
PR Van Gaal-lah untuk menemukan komposisi terbaik di lini tengah sekaligus mencari partner yang pas untuk Herrera. Di pramusim, tugas ini dilakoni dengan baik oleh Fletcher pada beberapa laga. Anehnya, Fletcher justru tampil buruk ketika musim dimulai.
Oleh media Spanyol, Herrera disebut sebagai pemain dengan skill brilian dan punya intelejensia bagus. Dengan kedua syarat itu saja, dia sudah dinilai sebagai tipikal pemain yang disukai Louis van Gaal.
Tidak hanya jago dalam memberikan passing, Herrera juga menunjukkan dirinya bisa melakukan tekel dan bertarung untuk memperebutkan bola. Ini diperlihatkannya ketika menghadapi Liverpool di laga pramusim.
Pada laga tersebut, Herrera memberikan satu operan kunci yang dilanjutkan Javier Hernandez untuk jadi assist atas gol Wayne Rooney. Sebelum memberikan operan kunci itu, Herrera terlebih dulu berjibaku memperjuangkan bola sampai terjatuh.
Hanya saja, Herrera bukanlah seorang holding midfielder murni. Dia bisa mendominasi lini tengah, tetapi butuh partner gelandang yang bisa melapis pertahanan dengan baik.
Pada laga melawan Swansea City, tugas untuk melapis pertahanan itu tidak dilakoni Darren Flecther dengan baik. Wakil kapten United asal Skotlandia itu kerap terlambat turun dan menutup ruang. Imbasnya, Swansea punya banyak ruang di area depan pertahanan United dan sukses mencuri dua gol.
PR Van Gaal-lah untuk menemukan komposisi terbaik di lini tengah sekaligus mencari partner yang pas untuk Herrera. Di pramusim, tugas ini dilakoni dengan baik oleh Fletcher pada beberapa laga. Anehnya, Fletcher justru tampil buruk ketika musim dimulai.
5. Luke Shaw
Salah satu remaja yang digadang-gadang bakal bersinar di masa depan. Usianya baru 19 tahun dan diperkirakan masih akan berkembang menjadi lebih baik lagi. Shaw juga jadi salah satu pemain terbaik dari Southampton yang tampil oke dalam beberapa musim terakhir di Premier League.
Yang bikin dahi mengernyit hanyalah harganya yang kelewat mahal: 27 juta pounds --yang bisa membengkak jadi 30 juta pounds dengan tambahan klausul-klausul tertentu. Bahkan Cesc Fabregas yang sudah memenangi berbagai gelar di level klub dan internasional saja hanya dibeli Chelsea dengan harga 30 juta pounds.
Tidak seperti Herrera, Shaw masih butuh pembuktian lebih di mata Louis van Gaal. Kendati mempercayai Shaw, Van Gaal menilai dia belum berada dalam kondisi terbaik untuk dimainkan sebagai wingback. Oleh karenanya, pada laga pramusim, dia kerap bergantian dengan Reece James di posisi tersebut.
"Manajer bilang saya belum cukup bugar. Saya sudah membicarakan ini dengan staf pelatih dan kami setuju untuk menjalankan program supaya saya bisa berada dalam level terbaik," ujar Shaw usai sebuah laga ujicoba di pramusim.
Sial buat Shaw, dia malah cedera hamstring dan harus absen beberapa pekan. Dia pun terpaksa melewatkan beberapa laga perdana musim ini gara-gara cedera itu.
Begitu kembali, Shaw diperkirakan akan bermain sebagai wingback kiri bergantian dengan James. Sementara rekrutan anyar, Marcos Rojo, akan bermain sebagai bek paling kiri dalam formasi tiga bek sejajar.
Salah satu remaja yang digadang-gadang bakal bersinar di masa depan. Usianya baru 19 tahun dan diperkirakan masih akan berkembang menjadi lebih baik lagi. Shaw juga jadi salah satu pemain terbaik dari Southampton yang tampil oke dalam beberapa musim terakhir di Premier League.
Yang bikin dahi mengernyit hanyalah harganya yang kelewat mahal: 27 juta pounds --yang bisa membengkak jadi 30 juta pounds dengan tambahan klausul-klausul tertentu. Bahkan Cesc Fabregas yang sudah memenangi berbagai gelar di level klub dan internasional saja hanya dibeli Chelsea dengan harga 30 juta pounds.
Tidak seperti Herrera, Shaw masih butuh pembuktian lebih di mata Louis van Gaal. Kendati mempercayai Shaw, Van Gaal menilai dia belum berada dalam kondisi terbaik untuk dimainkan sebagai wingback. Oleh karenanya, pada laga pramusim, dia kerap bergantian dengan Reece James di posisi tersebut.
"Manajer bilang saya belum cukup bugar. Saya sudah membicarakan ini dengan staf pelatih dan kami setuju untuk menjalankan program supaya saya bisa berada dalam level terbaik," ujar Shaw usai sebuah laga ujicoba di pramusim.
Sial buat Shaw, dia malah cedera hamstring dan harus absen beberapa pekan. Dia pun terpaksa melewatkan beberapa laga perdana musim ini gara-gara cedera itu.
Begitu kembali, Shaw diperkirakan akan bermain sebagai wingback kiri bergantian dengan James. Sementara rekrutan anyar, Marcos Rojo, akan bermain sebagai bek paling kiri dalam formasi tiga bek sejajar.
6. Marcos Rojo
Louis van Gaal mengatakan, dia lebih memilih membeli pemain yang sesuai dengan spesifikasi yang dia inginkan ketimbang membeli pemain bintang. Inilah yang kemudian melatari alasannya mengincar Thomas Vermaelen, meski bek asal Belgia ini sudah kehilangan tempat di Arsenal dan tampak menurun.
Ketika Arsenal enggan menjual Vermalen ke rival domestik dan akhirnya pergi ke Barcelona, Marcos Rojo pun dibidik. Van Gaal membutuhkan seorang bek kidal murni untuk dimainkan sebagai bek paling kiri pada formasi tiga bek sejajar 3-5-2 dan syarat ini dimiliki oleh Vermaelen dan Rojo.
Pada sebuah analisisnya di Sky Sports, eks kapten United, Gary Neville, menilai bahwa formasi 3-5-2 memang membutuhkan pemain dengan spesialisasi dan spesifikasi khusus. Apalagi untuk mengisi pos di lini belakang.
Neville beralasan, area yang harus di-cover seorang bek terluar di formasi tiga bek sejajar cukup besar. Dia harus bisa berlaku seperti seorang bek tengah, tetapi menerima dan melepas operan seperti seorang fullback. Dia juga harus meng-cover area pinggir manakala wingback naik menyerang, dan meng-cover area tengah manakala tim sedang diserang.
Rojo, dinilai Van Gaal, punya spesifikasi bagus untuk melakukannya. Dia tidak hanya kuat, tetapi juga punya kecepatan dan positioning-nya cukup bagus. Rojo diperkirakan akan bermain sebagai bek paling kiri dalam formasi tiga bek sejajar itu.
Selain itu, Rojo juga bisa dimainkan sebagai wingback kiri karena cukup fasih dalam melakukan serangan. Jika demikian, kemungkinan besar posisi bek paling kiri pada formasi tiga bek sejajar itu akan diserahkan kepada Tyler Blackett. Blackett tampil cukup oke selama pramusim dan pada laga perdana melawan Swansea City.
Louis van Gaal mengatakan, dia lebih memilih membeli pemain yang sesuai dengan spesifikasi yang dia inginkan ketimbang membeli pemain bintang. Inilah yang kemudian melatari alasannya mengincar Thomas Vermaelen, meski bek asal Belgia ini sudah kehilangan tempat di Arsenal dan tampak menurun.
Ketika Arsenal enggan menjual Vermalen ke rival domestik dan akhirnya pergi ke Barcelona, Marcos Rojo pun dibidik. Van Gaal membutuhkan seorang bek kidal murni untuk dimainkan sebagai bek paling kiri pada formasi tiga bek sejajar 3-5-2 dan syarat ini dimiliki oleh Vermaelen dan Rojo.
Pada sebuah analisisnya di Sky Sports, eks kapten United, Gary Neville, menilai bahwa formasi 3-5-2 memang membutuhkan pemain dengan spesialisasi dan spesifikasi khusus. Apalagi untuk mengisi pos di lini belakang.
Neville beralasan, area yang harus di-cover seorang bek terluar di formasi tiga bek sejajar cukup besar. Dia harus bisa berlaku seperti seorang bek tengah, tetapi menerima dan melepas operan seperti seorang fullback. Dia juga harus meng-cover area pinggir manakala wingback naik menyerang, dan meng-cover area tengah manakala tim sedang diserang.
Rojo, dinilai Van Gaal, punya spesifikasi bagus untuk melakukannya. Dia tidak hanya kuat, tetapi juga punya kecepatan dan positioning-nya cukup bagus. Rojo diperkirakan akan bermain sebagai bek paling kiri dalam formasi tiga bek sejajar itu.
Selain itu, Rojo juga bisa dimainkan sebagai wingback kiri karena cukup fasih dalam melakukan serangan. Jika demikian, kemungkinan besar posisi bek paling kiri pada formasi tiga bek sejajar itu akan diserahkan kepada Tyler Blackett. Blackett tampil cukup oke selama pramusim dan pada laga perdana melawan Swansea City.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar